Mengapa Menikah Harus Mahal ?
mahalnya resepsi pernikahan |
Menikah adalah ketika sepasang manusia yang berlawanan jenis mengikat sebuah janji untuk membentuk sebuah ikatan perkawinan yang legal, baik secara agama maupun negara.
Jika anda sedang saling mencintai dengan lawan jenis, atau bahkan belum saling mencintai, tetapi ingin menyemai benih - benih cinta kepada lawan jenis, maka cara legal untuk melakukannya adalah dengan melangsungkan pernikahan secara agama serta negara.
Dengan menikah secara resmi maka anda akan bisa saling berkasih sayang dengan pasangan anda, saling menjaga, saling memiliki tanggung jawab satu sama lain, menghasilkan keturunan, dan membentuk sebuah keluarga yang bahagia. Keluarga yang merupakan bagian terkecil dari masyarakat. Keluarga yang diakui agama dan negara, tercatat pula di catatan sipil.
Dengan menikah secara resmi, maka keturunan yang dihasilkan akan diakui juga secara agama dan negara. Anak - anak anda akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama sebagaimana hak dan kewajiban warga negara lainnya.
Akan tetapi tidak semua orang bisa serta merta melangsungkan pernikahan. Di sana ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Mulai dari persiapan mental dan ilmu , persiapan fisik, persiapan materi, dan lain - lain.
Dalam tulisan ini kami hanya ingin memfokuskan pada persiapan materi, khususnya yang hanya berkaitan dengan biaya resepsi pernikahan.
Resepsi pernikahan haruskah mahal dan membebani?
Di antara banyaknya hal - hal yang harus dipersiapakan untuk menuju pernikahan, biaya resepsi pernikahan adalah salah satu yang tidak jarang menjadi "kendala". Kenapa? Karena tidak jarang biaya resepsi itu relatif mahal.
Resepsi pernikahan yang mahal akan berakibat sebagai berikut :
- Menunda menikah karena tabungan belum mencukupi untuk membiayai resepsi. Bisa jadi menunda sampai tahun depan, sampai dua tahun lagi, dan seterusnya sesuai dengan kemampuan calon pengantin.
- Berhutang dalam jumlah yang besar. Mungkin karena tidak bisa menunggu terlalu lama, sebagian orang berhutang untuk menambah dan mencukupi mahalnya biaya resepsi pernikahan. Sangat disayangkan, hutang yang besar ini tidak jarang menjadi beban tanggungan setelah resepsi yang wah selesai. Keluarga kecil yang baru dibina, harus pontang - panting menutup hutang - hutang yang ada. Hutang kepada kerabat, hutang kepada lembaga keuangan, hutang ke catering, hutang ke wedding organizer, hutang ke perias, hutang untuk souvenir, dan lain - lain.
- Karena sumber daya ekonomi tersedot ke pelunasan hutang, keluarga yang dibina tidak jarang rentan pada konflik, tidak tenang, atau minimal terhalangi dari mewujudkan cita - cita. Menunda beli rumah, menunda punya anak, menunda beli mobil, dan lain - lain.
- Gengsi. Bisa gengsi dari calon pengantinnya. Bisa juga gengsi dari keluarga besar. Terkadang si calon mempelai ingin sebuah resepsi yang sederhana saja. Tetapi apalah daya, kalau calon mertua dan/atau keluarga besar menginginkan sebuah resepsi yang wah demi nama baik keluarga. Bagi sebagian orang, resepsi adalah lambang dari status sosial dan ekonomi. Apa kata orang kalau resepsinya "tidak berkelas". Walau terkadang hal ini terasa agak dipaksakan. Ingin menunjukkan status sosial tertentu yang pada kenyatannya tidak sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang sesungguhnya. Dalam mewujudkan pernikahan yang wah ini, maka mereka melakukan :
- Sewa gedung yang mahal
- Sewa catering yang mahal
- Memakai jasa fotografer ternama
- Memakai jasa wedding organizer yang mahal
- Membeli cindera mata yang mahal
- Membuat undangan yang banyak
- Dan lain - lain
- Adat istiadat. Kami tidak ingin membahas terlalu detail bab ini. Setiap tempat memiliki adat yang berbeda. Segala detail ritual adat sering memakan banyak biaya. Hanya saja hemat kami, untuk ke depannya kita membutuhkan para pembaharu adat, agar adat istiadat tidak menjadi sebagai ritual yang kaku dan membebani. Adat suatu saat bisa dimaknai sebagai suatu rangkaian tata cara yang dinamis, seefisien dan seefektif mungkin mengikuti perkembangan kebutuhan peradaban manusia.
- Wujud Kasih Sayang Orang Tua. Maksud kami, sebagian orang tua beranggapan bahwa resepsi pernikahan adalah salah satu kesempatan bagi mereka untuk memberikan , mencurahkan kasih sayang mereka kepada anak mereka. Mereka membiayai resepsi pernikahan anak mereka dengan "jor - joran". Untuk anak sendiri mengapa harus pelit? Kemudian dengan tanpa tanggung - tanggung mengeluarkan berapapun biaya yang dibutuhkan untuk resepsi ini. Demi anak. Meski terkadang menurut kami , motivasi ini rancu, antara ingin membahagiakan anak, atau ingin membanggakan pernikahan anaknya di hadapan relasi.
Walau dengan resepsi yang apa adanya, semuanya akan baik - baik saja. Relasi juga baik, tetangga juga tidak masalah. Kalupun ada yang menggunjing di belakang, tidak menyukai kesederhanaan anda, maka anda juga tetap baik - baik saja. Gunjingan mereka tidak melukai anda sedikitpun bukan? Lalu apa yang dikhawatirkan?
Bagi anda yang ingin melakukan pernikahan yang sangat murah, bisa membaca tulisan kami Menikah dengan Biaya Murah Sekali.
Komentar
Posting Komentar